Oke bagi anda yang sudah menggunakan kamera atau bergelu dengan dunia photography mungkin filter bagi anda - anda semua sudah biasa dan umum, tapi pada postingan saya kali ini semoga bisa membantu bagi orang - orang yang baru atau masih awam tentang filter , saya akan membahas secara singkat tentang FILTER PADA LENSA KAMERA .
berikut ini adalah macam macam filter yang sering di pakai :
Linear & Circular Polarizing (LPL / CPL)
Polarizing filter (polarizer) banyak digunakan oleh kalangan pecinta landscape ataupun pemandangan alam. Karena sifat dari filter ini yang membuat jumlah refleksi cahaya yang terjadi menjadi semakin berkurang, seperti halnya pada permukaan air, kaca, langit dan lain sebagainya. Efek paling menonjol yang terlihat dari penggunaan filter ini adalah warna langit yang ‘semakin kelihatan biru tua’ jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan filter ini.
(foto kiri : tanpa polarizer, kanan : dengan polarizer)
Linear vs Circular
Perbedaan utama antara linear polarizer (LPL) dan circular polarizer (CPL) adalah pada penggunaan metering dan autofokus otomatis pada kamera SLR Anda. Dimana filter CPL masih memungkinkan berfungsinya metering serta autofokus otomatis langsung dari kamera seperti halnya tidak dipakainya filter tersebut. Sedangkan pada LPL, selain harganya yang relatif lebih mahal daripada versi CPL nya, tapi autofokus serta metering yang menggunakan sistem Through The Lens (TTL) tidak dapat digunakan ketika filter LPL terpasang pada lensa Anda. Ada satu yang memungkinkan yaitu forego metering dan autofokus, tapi hal tersebut sangatlah jarang diinginkan oleh siapapun juga.
Graduated Neutral Density (GND)
Filter ini digunakan untuk ‘membatasi’ jumlah cahaya yang masuk kedalam sensor / film secara gradasi (separasi) yang mengikuti patern (pola) tertentu. Filter ini kadangkala disebut juga dengan ‘split filter’. Penggunaan filter ini biasa digunakan pada pemotretan landscape terutama untuk pemotretan dengan sistem pencahayaan yang dibuat secara gradasi dari terang ke gelap, seperti : sunset (matahari terbenam) / sunrise (matahari terbit).
Posisi ‘blend’ dari gradasi yang tepatlah yang bisa menghasilkan efek dramatis dari sebuah foto. Ada berbagai macam tipe blend gradasi yang bisa didapatkan di pasaran saat ini, antara lain : soft edge, hard edge dan radial edge. Dimana masing-masing ‘edge’ mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Satu hal penting lainnya didalam peletakan dari filter ini adalah jangan sampai Anda keliru menaruh posisi edge dari gradasi filter, yang bisa mengakibatkan hasil foto Anda menjadi ‘aneh’ dan ‘tidak realitis’. Contoh diatas adalah peletakan edge yang umum digunakan.
UltraViolet (UV) / Haze
Penggunaan filter UV / Haze dewasa ini lebih dikarenakan untuk melindungi lensa bagian depan agar tidak mudah tergores ataupun terkena kotoran. Karena sifat sinar UltraViolet (UV) yang tidak terlihat oleh mata telanjang, maka filter ini biasa disebut dengan ‘filter clear’. Jika filter ini digunakan pada kamera yang menggunakan film, maka akan mengurangi efek haze (haze) serta menambah kontras dari warna karena berkurangnya warna-warna UV. Sedangkan pada kamera digital yang menggunakan sensor, filter UV ini ‘hampir’ tidak ada pengaruhnya sama sekali, karena kepekaan sensor yang semakin canggih sehingga bisa tereduksi sinar-sinar UV oleh sistem yang ada pada sensor digital.
Pada beberapa filter UV yang biasa bisa menyebabkan penurunan kualitas gambar yang dihasilkan, serta menimbulkan efek flare terhadap cahaya. Tapi untuk filter UV yang telah multi-coated hal tersebut telah diminimalisir sehingga ‘mata awam’ seolah-olah tidak melihat perbedaan yang signifikan terhadap hasil akhirnya.
Fungsi bonus dari filter UV ini adalah menaikkan harga jual kembali dari lensa tersebut. Karena kondisi dari lensa yang ‘terlindungi’ dari goresan / kotoran, sehingga lensa seken tersebut layaknya lensa baru.
Cool / Warm Filter
Filter ini digunakan untuk ‘mengubah’ white balance dari kamera sehingga menimbulkan efek yang lebih hangat / dingin dari foto yang dihasilkan. Filter ini sangat populer pada saat era kamera film, dan pada saat era kamera digital mulai marak filter ini mulai ditinggalkan oleh kalangan fotografer. Karena setting dari white balance bisa diatur secara ‘langsung’ didalam kamera digital masa kini.
Namun filter ini masih banyak digunakan untuk kalangan fotografer yang menekuni bidang ‘underwater photography”. Karena sifat dari pencahayaan yang sejenis (monocrome) dibawah air, maka dibutuhkan filter yang bisa memberikan sedikit ‘warna’ pada hasil akhirnya.
Tips memilih filter lensa
Berikut ini adalah tips-tips memilih filter untuk lensa Anda :
- Pastikan ukuran depan dari lensa kamera Anda terlebih dahulu sebelum membeli filter jenis apapun. Masing-masing lensa memiliki ukuran yang biasanya tertulis secara jelas dibagian depannya. Misal 58mm, 77mm, dst.
- Beli filter pada toko yang terkemuka untuk menghindari produk palsu yang akan Anda beli.
- Cek harga terlebih dahulu untuk masing-masing filter sebagai acuan awal sebelum Anda membelinya. Harga filter saat ini relatif terjangkau mulai dari yang seharga ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah, tergantung dari bahan serta kualitasnya.
- Pilih filter yang telah melalui proses multicoating agar tidak lekas rusak. Harga memang relatif lebih mahal dari filter yang biasa.
- Jangan terlalu sering melepas pasang filter pada lensa Anda, karena dapat merusak ulir yang ada pada bagian depan lensa / bagian belakang filter.
sumber :
http://munjalindra.com/2009/11/17/jenis-jenis-filter-lensa-kamera.html
http://kamerafoto.net/2011/03/filter-lensa-kamera/
.